Kecerdasan dan penelitian tentang lumba-lumba

Posted by Adi Prasetyo Sabtu, 23 Juni 2012 0 komentar

Lumba-lumba memang sering terlihat di atas air.Ternyata mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di kedalaman lautan.Lumba-lumba memiliki cara menglihatan yang luar biasa.Para ilmuwan menamakan sistem ini "ekolokasi". Bagaimana mereka dapat melakukannya?
Lumba-lumba bernapas melalui lubang yang ada di atas kepalanya. Tepat di bawah lubang ini, terdapat kantung-kantung kecil berisi udara. Dengan mengalirkan udara melalui kantung-kantung ini,lumba-mba menghasilkan suara bernada tinggi. Kantung udara ini berperan sebagai cermin akustik yang memfokuskan suara yang dihasilkan gumpalan kecil jaringan lemak yang berada tepat di bawah lubang pernapasan. Kemudian, suara ekolokasi ini dipancarkan ke arah sekitarnya secara terputus-putus. Suara lumba-lumba segera memantul kembali bila membentur benda apa pun. Lumba-lumba mendengarkan seksama pantulan suara ini. Gelombang suara ini ditangkap di bagian rahang bawahnya yang disebut "jendela akustik". Dari sini, informasi suara diteruskan ke telinga bagian tengah, dan akhirnya ke otak untuk diterjemahkan. Pantulan suara dari sekelilingnya memberi informasi rinci tentang jarak benda-benda dari mereka, berikut ukuran dan pergerakannya. Berkat perangkat ini, lumba-lumba dapat memindai wilayah yang luas; bahkan memetakan samudra. Inilah sistem sonar sempurna yang dengannya lumba-lumba memindai dasar laut layaknya alat pemindai elektronik.

 PENELITIAN
Connor dan rekannya meneliti 120 lumba-lumba hidung botol di Shark Bay, Australia Barat. Penelitian memfokuskan pada lumba-lumba jantan dan kehidupan sosialnya yang kompleks.
Hidup terbuka dan bebas berenang ke mana saja membuat kawanan lumba-lumba kadang bertemu dengan kawanan lainnya. Peneliti menemukan bahwa lumba-lumba memiliki respons cerdas dengan membentuk aliansi.
Aliansi terkecil bisa terbentuk antara dua atau tiga pejantan yang akan berusaha mencari betina untuk dikawini. Aliansi ini bisa bertahan hingga berbulan-bulan.
Aliansi yang lebih besar bisa terbentuk antara 4-14 pejantan yang bekerja sama untuk menyerang grup lain guna menculik betina atau mempertahankan diri dari serangan grup lain.
Sementara aliansi yang terbesar, lumba-lumba hidung botol, bisa membentuk aliansi besar untuk menjadi tentara yang mempertahankan betina dari aliansi lain yang lebih besar.
Jadi, begitu bertemu grup lain, lumba-lumba hidung botol tak langsung menyerang. Mereka lebih suka cara damai dengan membentuk aliansi dan bahkan bisa berpindah grup.
Perilaku lumba-lumba ini berbeda dengan mamalia umumnya, seperti simpanse. Mamalia lain hidup dalam grup "semi-tertutup" yang biasanya menganggap koloni lain sebagai musuh dan cenderung menyerangnya.
Connor mengungkapkan bahwa perilaku lumba-lumba mencerminkan kecerdasannya. Dikatakan, butuh kecerdasan tinggi untuk membentuk aliansi serta mengidentifikasi kawan dan lawan.
"Ini mendukung ide bahwa evolusi otak yang sangat besar dipacu oleh sistem hubungan sosial yang kompleks," kata Connor seperti dikutip BBC, Selasa (27/3/2012).
Menurut Connor, hanya manusia yang memiliki kemampuan mirip lumba-lumba hidung botol ini. Penemuan ini semakin membuktikan bahwa kecerdasan lumba-lumba bukan cuma isapan jempol.

Judul: Kecerdasan dan penelitian tentang lumba-lumba; Ditulis oleh Adi Prasetyo; Rating Blog: 5 dari 5
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Kecerdasan dan penelitian tentang lumba-lumba
Ditulis oleh Adi Prasetyo
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://cambucket.blogspot.com/2012/06/kecerdasan-dan-penelitian-tentang-lumba.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar